Aku termenung di bibir jendela,
merenung sekawanan burung berterbangan,malas langkah kakiku menuju ke meja tulisku,
menongkat dagu dan menulis satu per satu...
"Aku sendirian, tanpa teman, tiada bulan, tiada bintang... SUNYI"
aku bangkit semula, terasa tekak kering tidak bermaya,
ruang dapurku hanya bersebelahan dengan kamar beraduku,
ku gagahi langkah kakiku,
menapak selangkah demi selangkan...
peti ais yang setia menunggu,
seolah-olah tersenyum padaku,
menanti untuk aku mencapai telinganya,
membuka pintu hatinya.
aku capai sebotol air mineral,
ku teguk dengan rakusnya...
arghhh... lega.
kakiku kembali mengorak langkah ke kamartidurku,
lalu mendapatkan meja tulisku yang banyak mendengar keluh kesahku
dan aku kembali menulis...
"30 minit aku di sini...
tanpa suara...
dan aku terus menunggu kata sayang darimu..."
warghhhh!!!
kantukku menyerang...
ranjangku memanggil...
"datang ke sini... datanglah kemari"
bisikkan manjanya jelas dirongga telingaku...
"sebentar ya"
aku lantas bangun dari kerusi yang mulai cemburu kepada ranjangku...
sabar ya, besok kita ketemu kembali...
aku memujuknya...
ranjangku senyumnya lebar....
aku terlelap dalam pelukannya...
No comments:
Post a Comment